Cari

sederhana dan bahagia

Selasa, 25 Oktober 2016

TS nya Tulungagung

Gapura Masuk Tangga Seribu
TS atau lebih dikenal sebagai tangga seribu. Begitu nama yang diberikan oleh anak-anak muda di sini. Ya nggak seribu lah jumlahnya. Mungkin karena saking banyaknya tangga yang ada, so dinamakan tangga seribu. Entah kapan dibuatnya. Dua tahun yang lalu, tempat ini masih sepi. Tahun 2014 ketika saya singgah sebentar di sini, belum banyak pengunjungnya. 

Oh ya, perlu diketahui bahwa gambar gapura di atas sebenarnya adalah pintu masuk menuju pemakaman kuno, yaitu makam Eyang Cokrokusumo. Mengenai sejarah keberadaannya, hampir tidak ada orang yang mengetahuinya. Para sesepuh desa itu juga tidak bisa menjelaskannya secara gamblang. Dan alasan mengapa dibuat tulisan menggunakan huruf jawa seperti tampak pada gambar, padahal kalau dibaca itu bunyinya "Padepokan Hyang Agung Wisnu Petir", apa hubungannya dengan makam, tidak banyak orang tahu. Makam tersebut ditemukan sekitar tahun 1500-an. Karena banyaknya peziarah yang datang, kemudian dibangun jalan masuk agar orang lebih mudah untuk mengenalinya. Pada awalnya hanya para peziarah saja yang berkunjung ke sini.
Makam Eyang Cokro

Untuk dapat sampai menuju makam harus berjalan menaiki begitu banyak anak tangga. Di bawah tangga naik telah disediakan tempat wudhu bagi para peziarah. Mungkin akan capek bila belum terbiasa naik. Jadi sesekali bisa berhenti untuk istirahat sekaligus mengambil napas. Karena tangganya akan terus menaiki atas bukit. Ketika hampir mendekati makam, jalan berganti dengan cor rata tapi tetap menanjak. Ketika sampai tanjakan batu besar, jalan berganti dengan paving.

Tangga naik

Gambar di atas adalah tangga naik pada pijakan pertama. sudah tampak di sebelah kanan kiri adalah bebatuan gunung. Setelah naik pada ketinggian sekitar 50 meter, bisa beristirahat pada tempat yang agak datar sambil duduk-duduk. Dengan melihat ke atas, di sini telah dipasang petunjuk arah. Bila berjalan ke arah kiri maka akan menuruni lereng bebatuan. di situ sudah ada petunjuk-petunjuk arah menuju lokasi tertentu.

Petunjuk Lokasi
Tempat ini masih sangat alami meskipun letaknya di antara pemukiman penduduk. Bahkan lahan di sekitar gapura dan tangga naik inipun masih lahan milik pribadi. Jadi belum masuk wilayah perhutani. Tempat ini masih dalam deretan pegunungan Walikukun. Dinamakan pegunungan Walikukun mungkin karena di pegunungan ini banyak di temukan pohon walikukun.

Penduduk sekitar sini mayoritas pekerjaannya adalah pengusaha batu koral dan pengrajin alat-alat rumah tangga dari batu, seperti: lemper, uleg-uleg, lumpang, dsb. Di samping itu mereka juga bekerja sebagai peternak dan petani. Setiap hari baik laki-laki maupun perempuan  banyak yang mencari rumput sampai atas perbukitan, naik turun menyusuri lereng bebatuan. Di atas bukit juga banyak ditanami rumput dan palawija.

Sekarang tempat ini cukup ramai dikunjungi terutama di hari libur. Mulai dari anak-anak kecil, anak-anak sekolah/pramuka sampai orang tua. Ada yang sekedar ingin jalan-jalan melihat pemandangan, ada yang ingin berziarah, dan ada pula yang datang untuk keperluan olah raga. Di atas sudah tampak ada yang berjualan meskipun belum permanen. Kalau lapar, di bawah tepatnya di utara jalan ada resto kampung air dan kolam pemancingan.

Yang lebih menarik lagi, tangga ini bila naik ke atas terus akan menuju Candi Dadi yaitu candi yang di tengah-tengahnya terdapat sumuran loh. Gak percaya, segera meluncur saja ke sini. Lokasinya ada di atas bukit, dan untuk sampai ke sana mesti jalan kaki sekitar satu jam. Bila diselingi istirahat ya lebih lama sedikit lah. Tapi gak rugi, karena pemandangannya oke banget. Pingin ke sini kan? Silahkan. Tapi siapkan dulu fisik, harus sehat walafiat ya, trus bekal, dan sebaiknya pilih waktu pagi hari biar lebih enjoy, udara masih segar, plus kicau burung masih cit cit cuit. Di tengah perjalanan, kita bisa mendengar ada suara air terjun di seberang lereng yang tertutup tebing. Sepertinya alirannya cukup deras, namun saya belum melihatnya secara langsung. Mungkin lain waktu akan mencoba mendatangi arah suara air terjun tersebut.


Pemandangan di ketinggian 250 m dpl

Oke, segera meluncur ke sini ya. Di desa Wajak Kidul kecamatan Boyolangu kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Nih, saya kasih rute yang gampang.
Dari titik nol km (alun-alun) Tulungagung, ke selatan sejauh 10 an kilometer. Sampai perempatan lampu merah pasar Boyolangu, lalu belok ke kiri 3 km. Jalan terus nggak usah belok. Sampai perempatan kantor Balai Desa Sanggrahan, kurangi kecepatan, jalannya agak pelan. Jarak 300 meter lihat di kanan jalan ada gapura dengan tulisan huruf jawa. Nah, itu dia. Sudah sampai.
Saya ucapkan selamat berkunjung dan naik-naik sampai atas. Ketika sudah sampai sini, sempatkan juga singgah di Goa Pasir dan Pathok Candi Dadi.

Candi Dadi



Petunjuk ke air terjun Hersen



2 komentar:

  1. Salam kenal dari dealerdatsunkediri.com

    Semoga yang punya blog ini bisa beli mobil Datsun di Dealer Datsun Tulungagung. Amin

    BalasHapus
  2. Salam hangat dari datsuntulungagung.com, Dealer Resmi Datsun Tulungagung
    semoga yang punya blog ini diberi rizqi berlimpah sehingga bisa membeli mobil Datsun Go Panca Tulungagung atau Datsun Go+ Tulungagung
    Amin

    BalasHapus